TUGAS MANDIRI III - TEORI DAN PERILAKU ORGANISASI KAMPUS MILENIAL ITBI

NAMA            : BUNGA LESTARI

JURUSAN      : SISTEM INFORMASI S1

KELAS           : EKSEKUTIF

Selamat datang di blog saya

1. Apa yang anda ketahui tentang nilai,sikap dan kepuasan kerja. Dan bagaimana hubungan keterkaitan  ketiga variable tersebut?      

Jawaban    :

         Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa "cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan.

        Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu.

       Kepuasan kerja atau kepuasan karyawan adalah ukuran dari tingkat kepuasan pekerja dengan jenis pekerjaan mereka yang berkaitan dengan sifat dari tugas pekerjaannya, hasil kerja yang dicapai, bentuk pengawasan yang diperoleh maupun rasa lega dan menyukai terhadap pekerjaan yang ditekuninya.

Hubungan nilai,sikap dan kepuasan kerja

    Dalam kehidupan manusia nilai berperan sebagai standar yang mengarahkan tingkah laku. Nilai membimbing individu untuk memasuki suatu situasi dan cara individu bertingkah laku dalam situasi tersebut. Danandjaja mengemukakan bahwa nilai memberi arah pada sikap, keyakinan dan tingkah laku seseorang, serta memberi pedoman untuk memilih tingkah laku yang diinginkan pada setiap individu. Karena nilai berpengaruh pada tingkah laku sebagai dampak dari pembentukan sikap dan keyakinan sehingga dapat dikatakan bahwa niliai merupakan faktor penentu dalam bebagai tingkah laku sosial.

    Nilai juga merupakan salah satu komponen yang berperan dalam tingkah laku. Perubahan nilai telah terbukti seara signifikan menyebabkan perubahan pula pada sikap dan tingkah laku/kepuasan kerja dalam memilih pekerjaan, merokok, mencontek, mengikuti aktivitas politik, pemilihan teman, ikut perilaku. 

 

2. Bagaimana hubungan kepuasan kerja dengan produktivitas, kemungkinan kerja turnover karyawan?

Jawaban    :

    Menurut Robbins (1996) pandangan mengenai hubungan antara kepuasan kerja dengan produktivitas didasarkan pada suatu asumsi bahwa karyawan yang merasa dirinya bahagia adalah karyawan yang produktif. Asumsi ini sulit dibuktikan di lapangan, karena banyak karyawan yang tidak puas tetapi mereka tetap produktif, misalnya saja karyawan-karyawan yang bekerjanya dikendalikan oleh mesin-mesin. Apabila ada hubungan antara kepuasan kerja dan produktivitas korelasinya relatif kecil , dan hubungan itu lebih kuat apabila perilaku karyawan tidak dikendalikan oleh faktor-faktor dari luar. Korelasi kepuasan kerja dengan produktivitas lebih akurat bagi karyawan yang memiliki posisi lebih tinggi seperti posisi profesional, manager atau supervisor.

    Hubungan antara produktivitas dan kepuasan kerja juga belum mendapatkan dukungan yang kuat. Sekitar 20 hasil studi mengenai hubungan antara prestasi dan kepuasan kerja, masih menemukan korelasi yang lemah. Karyawan yang puas tidak selalu menghasilkan produktivitas yang lebih baik. Kebijaksanaan manager untuk meningkatkan kepuasan tidak selalu menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi. Jadi adanya asumsi bahwa karyawan yang memiliki prestasi kerja yang tinggi adalah mereka yang terpuaskan tidak didukung dalam riset ini. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kepuasan dan produktivitas kerja dan sebaliknya, belum mendapat dukungan yang kuat. Ada tiga pandangan mengenai hubungan antara kepuasan kerja dengan produktivitas: (1) kepuasan menyebabkan produktivitas; (2) kepuasan kerja disebabkan oleh produktivitas; dan (3) tidak ada hubungan antar kepuasan dengan produktivitas kerja (Gibson, Ivancevich, dan Donnelly, 1996).

 

3. Apa yang akan terjadi apabila karyawan atau anggota dalam organisasi tidak mampu mengelola emosinya dalam konteks waktu yang tepat?

Jawaban    :

Menurut pendapat saya apabila karyawan tidak dapat mengelola emosinya pastinya akan mempengaruhi produktivitas kinerja karyawan yang akan berdampak buruk dalam mengurangi keberhasilan perusahaan untuk mencapai targetnya. Jadi,disini managernya juga harus dapat menjadi suatu energi yang dapat mengontrol emosi karyawan.  

 

Komentar